Paul Silvester "Bong" Korwa
Seorang
Rootsman peduli kepada apa yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Seorang Rootsman
ingin generasi mendatang memiliki kesempatan yang sama seperti yang dia miliki
saat ini. Mereka menanam pohon meskipun mereka tahu kecil kemungkinan mereka
yang akan menikmati buahnya; tapi mereka dipuaskan dengan keyakinan bahwa anak
cucu mereka akan dikenyangkan dengan hasil dari pohon tersebut.
Orang
yang melakukan persis hal tersebut adalah Bong. Lahir di Kelila, di Pegunungan
Tengah Papua, Paul Silvester “Bong” Korwa telah mengenal keindahan pegunungan
tempat ia dibesarkan. Dia telah melihat Lembah Baliem dan daerah-daerah lain
sebelum tersentuh teknologi, pembangunan jalan, dan penebangan hutan. Dia
mengenal dan menghargai alam liar Papua secara mendalam. Bong mengenal
keindahan alam Papua yang sebenarnya, yang tak tersentuh dan tak terselami, dan
ia melakukan semua yang ia bisa lakukan untuk mengabadikannya melalui
fotografi. Bong melihat keunikan Lembah Baliem dan kebudayaan suku Dani dan ia
berkeinginan untuk membaginya dengan dunia melalui gambar-gambar hasil
tangkapan kameranya.
Dengan
bermodal kamera dan ‘land-rover’ tuanya, Bong menjelajah ke bagian-bagian paling
terpencil dari wilayah pegunungan untuk menangkap keindahan pemandangan dan
masyarakat yang tinggal di dalamnya untuk membuktikan pada dunia bahwa mereka
bisa berinvestasi di Tanah ini.
Dibesarkan
di Wamena, Bong melihat banyak hal berubah dengan cepat, padahal ada begitu
banyak keindahan disini yang perlu dunia lihat. “Kita sebagai orang Papua
harusnya sangat bangga dengan tanah kita dan juga keindahan alam dan budaya
yang luar biasa,” kata Bong. Tanah ini dipenuhi dengan begitu banyak keindahan
sampai anak cucu kita pun berhak melihatnya juga.
Menurut
Bong, “Kemanusiaan bergantung kepada lingkungan kita karena dari lingkunganlah
kita hidup dan bernafas. Lingkungan ada di sekeliling kita dan dalam satu dan
lain cara selalu mempengaruhi kita. Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang
melalui fotografi, saya ingin menunjukkan bahwa lingkungan dimana kita hidup
dan budaya asli yang ada di sekitar kita harus dilestarikan. Lembah Baliem yang
saya lihat 30 tahun yang lalu dan masyarakat yang diantaranya saya dibesarkan
telah sangat dipengaruhi oleh dunia luar. Saya tidak ingin, 10 tahun dari
sekarang, masyarakat Dani dan Lembah Baliem yang luar biasa ini tinggal cerita.
Saya hanya lakukan bagian saya dalam usaha untuk melindungi keindahan alam dan
budaya dari tempat ini dengan menunjukkannya pada dunia dalam bentuk
fotografi.”
Faktanya
perubahan terjadi dengan begitu cepat di Bumi Cendrawasih. Permasalahan
lingkungan yang nyata di daerah pegunungan adalah polusi sampah, penebangan
pohon yang berlebihan, usaha perkebunan yang tidak berkepanjangan, dan
perburuan liar satwa langka. Hari-hari ini, kita bisa melihat jalan
berliku-liku melintasi pegunungan dan bangunan yang tidak jelas apa gunanya
muncul di kampung-kampung terpencil. “Ada semacam ‘pembangunan kosong’ yang
terjadi di wilayah pegunungan ini; perkembangan fisik yang mungkin lebih
memberikan dampak negatif daripada dampak positif kepada masyarakat.” Keragaman
budaya di wilayah pegunungan Tengah juga tampak mulai pudar.
Hari-hari
ini terlalu banyak orang yang hidup tanpa visi yang tidak bisa melihat ke depan
betapa banyak masalah yang ditimbulkan oleh kelengahan mereka. Mereka tidak
ingin menanam pohon karena mereka tahu mereka tidak akan ambil bagian dalam
hasilnya nanti. Seringkali kita tidak sadar akan dampak dari keserakahan
materi, kebiasaan sia-sia, dan keegoisan kita. Suka-tidak suka, dampaknya akan
terasa di masa mendatang. Generasi berikut akan menghadapi dampak dari kesalahan yang kita lakukan; atau
sebaliknya, mereka dapat menuai manfaat dari kebaikan yang kita mulai hari ini.
Sebagai
seseorang yang memandang ciptaan dari sudut yang berbeda, Bong telah menjadi
inspirasi bagi saya; entahkah itu wajah dari pegunungan atau wajah pejuang suku
Dani yang dilukis, foto-foto Bong adalah sebuah investasi keindahan dari
tempatnya. Kemampuan fotografinya menunjukkan kepada dunia bahwa Tanah ini
harus dijaga dan tidak boleh dilecehkan; bahwa lingkungan perlu dijaga,
demikian juga keindahan dan kebudayaannya. Dia benar-benar menanam sebuah pohon
walaupun dia tahu hampir pasti bahwa ia sendiri tidak akan menikmati hasilnya,
tapi ia cukup paham bahwa apa yang ia lakukan akan mempengaruhi
generasi-generasi yang akan datang.
Saya
sangat bersyukur untuk orang-orang seperti Bong yang menangkap keindahan Tanah
ini sebelum momen tersebut berlalu. Sebagai seorang Rootsman dia melihat
pentingnya pemberian Tuhan bagi kita; ketenteraman, keunikan dan kemegahannya.
Marilah
kita memandang keindahan Tanah ini melalui sudut pandang yang sama seperti
sudut pandang Bong. Semoga kita melihat betapa uniknya budaya dan alam Papua
dengan keinginan anak cucu kita melihat yang sama. Maju Terus, Rootsman!
Lihat
hasil karya Bong di akun instagramnya @korwasilvester
_____________________________________________________________
A Rootsman cares for what has been entrusted to Him
by God. A Rootsman wants the same opportunities that he or she had for those
who come after as well. They plant a tree, knowing that they will most likely not
eat it’s fruit, but is satisfied with the thought that their children or
grandchildren will fill their stomachs with it’s yield.
A man who is doing just that is Bong. Born in
Kelila, in the central highlands of Papua, Paul Silvester “Bong” Korwa has known
the beauty of the mountains he was raised in. He has seen the Baliem Valley and
the other regions as they were before being touched by roads, logging, and technology.
He knows and deeply appreciates the wild side of Papua. Bong knows the true,
untouched, and fathomless nature and culture of this Island and doing
everything he can to preserve it through photography.
According to Bong, “Humanity is dependent on our
environment because from the environment we live and breathe. It surrounds us
and at every moment is affecting us in some way. I want to show people this
through my photography…I want to show that the environment we live in and the
indigenous culture that is around us is worthy of being preserved. The Baliem
Valley that I saw 30 years ago and the people that I was raised among are being
greatly affected by the outside world. I do not want, 10 years down the road,
to have only stories to tell about the Dani people and the marvelous Baliem
Valley. I am simply doing my part in trying to protect the cultural and natural
beauty of this place by showing it to the World in the form of photography.”
Environmental problems that are evident here in the
highlands include trash pollution, over-logging, un-sustainable agricultural
practices, and poaching of endangered species. Today, roads zig-zag across the
mountains and buildings with unknown purposes pop up in remote villages. “There
is a kind of ‘empty development’ happening here in these mountains; a physical
growth that might actually have more of a negative impact on the people than a
positive one ”. The diverse cultures of
the central highlands also have also started to fade. Growing up as a child in
Wamena, Bong has seen things quickly change. There is so much beauty here for
the world to see. “We as Papuans have to be very proud of your land and its
incredible cultures and natural beauty,” Bong says. It is filled with so much
beauty that our children, and their children deserve see also.
The fact of the matter though is so quickly things
are changing in the land of the Cendrawasih. Today is too many people without
vision can’t foresee the problems caused by their own idleness. They are
unwilling to plant a tree because they will not take part in it’s harvest. We
are often unaware of the consequences of our materialistic cravings, futile
habits, and selfishness. In the future though, the consequences will come. The
next generation will have to face the mistakes and ills done by the ours. Or on
the flip side, they can reap the benefits of the good that we start today. I am
so thankful for people like Bong who are capturing the beauty of our island before
the moments are gone.
As a Rootsman, he sees the importance of what God has
given us; this land’s tranquility, its individuality, and it’s splendor. With his camera and old-school land rover,
Bong travels to some of the most remote areas of the highlands to capture the
beautiful sights and people to prove to the world that this land is worth
investing in. Bong sees the uniqueness of the Baliem Valley and the Dani
Culture and desires to share it with the world with his pictures.
As somebody who looks at creation from a different
angle, Bong has become an inspiration to me. Weather it is the face of a
mountain or the decorated face of a Dani Warrior, Bong’s pictures are an
investment into the beauty of this place. His photography shows to the world
that this land must be guarded and not mistreated; that the environment must be
taken care of and that the culture and its beauty must be preserved.
He is truly
planting a tree knowing that he will most likely not eat of its fruit. He is aware
though that what he is doing will impact generations to come. May we all see this beautiful land
through eyes like Bong’s. May we see the uniqueness in the Papuan culture and
landscape and desire the same for the next generation to come. Bless up
Rootsman!
Check
out Bong’s pictures on his Instagram @korwasilvester
Comments
Post a Comment